Prosedur Darurat saat konvoi adalah pengetahuan wajib bagi setiap peserta. Ketika situasi kritis mengharuskan rombongan berhenti mendadak, kecepatan reaksi dan koordinasi tim adalah kunci. Keselamatan seluruh anggota menjadi taruhan utama, sehingga setiap gerak harus terencana dan dilakukan secara serentak. Tindakan spontan tanpa panduan dapat memicu kecelakaan beruntun.
Langkah pertama dalam Prosedur Darurat adalah isyarat. Road Captain (RC) atau Vorijder segera memberikan tanda berhenti mendadak menggunakan isyarat tangan atau lampu rem. Isyarat harus jelas dan diulang oleh setiap peserta di belakangnya. Penggunaan radio komunikasi juga vital untuk memperingatkan anggota yang berada di barisan belakang agar siap merespons.
Setelah isyarat diterima, setiap pengendara wajib mengaktifkan lampu hazard atau lampu darurat. Ini berfungsi sebagai penanda visual yang kuat bagi kendaraan lain di belakang rombongan. Mengaktifkan hazard adalah bagian integral dari Prosedur Darurat agar pengendara lain mengetahui adanya situasi kritis di depan mereka, sehingga mengurangi risiko tabrakan.
Selanjutnya, pengereman harus dilakukan secara bertahap namun tegas. Hindari pengereman mendadak yang bisa membuat kendaraan selip atau peserta di belakang sulit menjaga jarak aman. Jaga jarak minimal aman antar kendaraan. Keteraturan ini harus dipertahankan hingga rombongan berhenti total.
Ketika rombongan telah berhenti, pastikan posisi kendaraan aman. Jika memungkinkan, segera menepi ke bahu jalan sejauh mungkin, menjauhi jalur lalu lintas. Hal ini bertujuan untuk mencegah gangguan dan bahaya lebih lanjut dari kendaraan lain yang melintas. Posisi yang benar adalah kunci sukses Prosedur Darurat di jalan raya.
Road Captain kemudian turun tangan untuk menganalisis situasi dan mengambil keputusan selanjutnya. Ia berkoordinasi dengan Safety Officer dan Sweeper untuk mengamankan lokasi serta menangani masalah yang terjadi. Kepemimpinan yang tenang sangat dibutuhkan untuk menjaga ketertiban dan fokus seluruh peserta konvoi.
Jika diperlukan, Sweeper atau Marshal harus segera memasang segitiga pengaman atau tanda peringatan jauh di belakang rombongan. Ini adalah langkah preventif penting untuk memperingatkan pengemudi lain dari jarak yang cukup. Tindakan ini merupakan bagian dari standar Prosedur Darurat untuk melindungi rombongan yang sedang berhenti di area yang rawan.